Tunggu Sebentar...
× Home Headline Buku Gratis Buku Koleksi Tentang Kami



“Perlukah Anak Berkompetisi?: Pengaruh Kompetisi/Lomba untuk Perkembangan Anak”

Buku ini membahas satu pertanyaan penting yang mungkin sering muncul di benak para orang tua dan guru: "Apakah anak perlu ikut kompetisi?" Lewat buku ini, Hafidz Muftisany mengajak kita untuk melihat lebih dalam tentang pengaruh kompetisi atau lomba terhadap tumbuh kembang anak.

Dari awal, buku ini langsung menyoroti kenyataan bahwa dunia anak zaman sekarang hampir tidak lepas dari yang namanya lomba. Mulai dari lomba menggambar di TK, olimpiade sains di SD, sampai kompetisi debat di tingkat SMA anak-anak terus didorong untuk bersaing dan jadi yang terbaik. Tapi, apakah ini baik buat mereka?

Jawaban dari pertanyaan itu ternyata tidak sesederhana "ya" atau "tidak". Penulis menjelaskan bahwa kompetisi bisa menjadi hal yang sangat positif bila dikelola dengan baik. Anak yang mengikuti lomba bisa belajar banyak hal. Mulai dari semangat untuk belajar, manajemen waktu, kerja keras, hingga bagaimana menghadapi kegagalan. Bahkan, rasa percaya diri anak bisa tumbuh pesat saat mereka berhasil dalam sebuah lomba.

Namun, buku ini juga mengingatkan kita untuk tidak asal mendorong anak ikut kompetisi. Kalau tidak hati-hati, niat baik bisa berubah jadi beban. Terlalu sering ikut lomba atau dituntut untuk selalu menang bisa membuat anak stres, kehilangan semangat, atau malah jadi tidak percaya diri saat kalah. Di sinilah pentingnya peran orang tua dan guru: bukan sekadar mendampingi, tapi juga memahami kapan anak siap ikut lomba, dan kapan mereka butuh istirahat.

Menariknya, buku ini tidak cuma bicara soal teori. Di dalamnya, Hafidz juga menjelaskan berbagai jenis kompetisi yang umum diikuti anak-anak. Baik yang bersifat individu atau kelompok, terbuka untuk umum atau khusus, hingga yang skalanya lokal sampai internasional. Penulis memberikan panduan bagaimana memilih jenis kompetisi yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak, bukan hanya demi prestise atau mengejar piala.

Ada satu bagian menarik yang membandingkan antara “kompetisi sehat” dan “kompetisi tidak sehat”. Kompetisi yang sehat punya tujuan yang jelas: mengembangkan kemampuan anak. Di dalamnya ada nilai-nilai seperti sportivitas, kerja sama, dan belajar dari pengalaman. Sebaliknya, kompetisi yang tidak sehat hanya berfokus pada menang, dan sering kali mengabaikan cara mencapainya. Anak-anak yang ikut kompetisi semacam ini rentan stres, cemas, bahkan bisa tergoda untuk curang demi kemenangan.

Buku ini memberikan banyak tips praktis bagi orang tua dan guru. Misalnya, bagaimana memberi dukungan yang tepat saat anak kalah, cara membantu anak bangkit, dan pentingnya memberi pujian bukan hanya ketika menang, tapi juga saat anak sudah berusaha keras. Anak perlu tahu bahwa gagal bukan berarti mereka buruk, dan bahwa kalah itu bukan akhir dari segalanya.

Pada akhirnya, Hafidz menutup buku ini dengan pesan yang sangat bijak: kompetisi hanyalah salah satu cara untuk membantu anak berkembang, bukan satu-satunya ukuran keberhasilan. Nilai-nilai seperti kejujuran, semangat belajar, kerja sama, dan ketekunan justru jauh lebih penting daripada sekadar meraih juara.

Dengan bahasa yang mudah dipahami dan pendekatan yang hangat, buku ini cocok untuk siapa saja yang sedang berjuang mendampingi anak tumbuh di tengah dunia yang serba kompetitif. Baik orang tua, guru, maupun pegiat pendidikan akan mendapatkan sudut pandang yang segar tentang bagaimana menghadirkan kompetisi sebagai alat belajar yang menyenangkan, bukan tekanan yang membebani.

Apabila Anda tertarik untuk menjelajahi buku ini lebih lanjut, Anda dapat membacanya dalam format digital dengan menjadi anggota perpustakaan digital Dispussipda Kota Malang. Silakan kunjungi situs resmi kami di https://emalangkota.perpustakaan.co.id/ dan ikuti langkah-langkah pendaftarannya!

Selamat membaca! 




Kembali Ke Halaman Utama